Mereka yang Perang Kita yang Kalah
Salah satu kompetisi tertinggi di dalam dunia sepakbola adalah piala dunia. Piala dunia diselenggarakan di berbagai kelompok umur dari yang muda seperti u-17, u-20 hingga senior. Pada tahun 2019, Indonesia berhasil menjadi pemenang bidding tuan rumah piala dunia u-20 mengalahkan Peru dan juga Brasil. Awal mulanya Indonesia akan menjadi tuan rumah piala dunia u-20 pada tahun 2021, tetapi karena adanya pandemi virus corona, kompetisi piala dunia u-20 ini diundur menjadi 2023. Indonesia sebagai tuan rumah dipastikan langsung lolos menjadi peserta piala dunia tanpa mengikuti kualifikasi. Untuk negara peserta lainnya harus masuk empat besar dari kompetisi konfederasi mereka masing masing agar mendapat tiket ke piala dunia u-20. Salah satu negara yang berhasil mengantongi tiket piala dunia u-20 tersebut adalah Timnas Israel.
Lolosnya timnas Israel ke piala dunia u-20 ini menjadi sebuah perdebatan dan polemik baru. Banyak pihak dari berbagai kalangan menolak timnas Israel untuk bertanding di kompetisi piala dunia u-20 Indonesia. Gubernur Bali, I Wayan Koster menjadi salah satu pihak yang menolak Israel dikarenakan tidak adanya hubungan diplomatik antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Israel dan kebijakan politik Israel terhadap palestina yang dianggap tidak sesuai dengan kebijakan politik pemerintahan Indonesia. Ganjar pranowo sebagai gubernur jawa tengah juga menjadi pihak yang menolak timnas israel dengan alasan komitmen dan sikap dukungan untuk kemerdekaan palestina. Tidak hanya dari kalangan gubernur, partai PKS dan PDIP pun sama ikut menolak timnas Israel untuk bertanding di Indonesia. Salah satu buntut dari penolakan ini adalah dibatalkannya drawing piala dunia u-20 di bali.
Di sisi lain, banyak juga pihak yang tidak mempermasalahkan bertandingnya timnas Israel di kompetisi piala dunia u-20 Indonesia. Bahkan sebagian besar pecinta dan pengamat sepakbola tidak mempermasalahkannya. Sepakbola adalah sepakbola, tidak bisa dicampuradukkan oleh politik. Hal itulah yang menjadi alasan untuk tidak menolak timnas Israel. Presiden Jokowi pun dalam pernyataan resmi terbarunya menjamin keikutsertaan timnas israel di dalam piala dunia u-20 karena hal itu tidak ada hubungannya dengan dukungan Indonesia ke Palestina.
Sebenarnya ada beberapa atlet Israel dari cabor lain yang sudah pernah tampil di Indonesia seperti atlet badminton, Misha Ziilberman tahun 2015 dan atlet balap sepeda pada kejuaraan UCI Track Nations Cup 2023. Akan tetapi hal tersebut tidak mendapat penolakan dari berbagai pihak, Kenapa harus sepakbola yang ditolak?. Mungkin karena sepakbola adalah salah satu olahraga terpopuler di Indonesia dan bisa menjadi panggung untuk aktor politik meningkatkan citranya.
Penolakan terhadap timnas Israel di piala dunia u-20 ini hanya menimbulkan kerugian untuk Indonesia saja. Dengan adanya penolakan tersebut status Indonesia sebagai tuan rumah piala dunia u-20 menjadi terancam karena dianggap tidak bisa menjamin keamanan dan juga kenyamanan peserta piala dunia u-20. Jika Indonesia batal menjadi tuan rumah piala dunia u-20, beberapa sanksi bisa saja diterima oleh Indonesia. Sepakbola Indonesia mungkin akan dibekukan oleh FIFA dan Indonesia mungkin tidak akan dipilih kembali oleh FIFA menjadi tuan rumah kompetisi olahraga. Jika sepakbola Indonesia terhenti, banyak orang yang akan kehilangan mata pencaharian karena sepakbola ini menyangkut semua kalangan.
Mendukung mimpi anak palestina tidak harus sampai mengubur mimpi anak bangsa Indonesia. Masih banyak cara lain untuk mendukung kemerdakaan palestina. Jangan sampai impian anak bangsa untuk tampil di piala dunia u-20 hancur seketika karena hal yang tidak ada kaitannya dengan sepakbola. Sepakbola Indonesia tidak boleh dibiarkan hancur begitu saja karena politik. Menghancurkan sepakbola sama saja menghancurkan mimpi jutaan orang. Politik tidak ada hubungannya dengan sepakbola. Kick politics out of Football.