AI: Ancaman atau Kesempatan?

AI: Ancaman atau Kesempatan?
Sponsored links

Di setiap era revolusi teknologi, selalu ada secercah harapan baru yang diiringi dengan kegelisahan. Ketika kita berada di ambang era artificial intelligence (AI), muncul ungkapan yang mengatakan:

“AI tidak akan menggantikan pekerjaan kita, tetapi seseorang yang memahami AI akan menggantikan kita”

Sponsored links

Sayangnya, banyak dari kita yang justru takut atau bahkan anti terhadap AI, alih-alih berusaha untuk mempelajarinya.

Hadapilah Perubahan, Jangan Takut dengan Perubahan

Secara historis, teknologi seperti pedang bermata dua. Mari kita ambil contoh pada masa Revolusi Industri. Bukan mesin yang membuat beberapa pekerjaan tergantikan, melainkan mereka yang mampu memanfaatkan teknologi yang akhirnya menggantikan mereka yang tidak mau beradaptasi. Saat ini, AI mewakili perubahan paradigma serupa. Pada dasarnya, AI sebuah teknologi canggih serta dinamis yang mampu mempelajari hal-hal baru. Namun, alat tetaplah alat yang membutuhkan manusia untuk mengoperasikannya. Perbedaa antara digantikan atau menggantikan oleh sebuah teknologi tergantung pada bagaimana seseorang dapat beradaptasi dengannya.

Penggunaan AI dalam Pekerjaan Sehari-hari

AI dalam kehidupan sehari-hari bukanlah tentang menggantikan pekerjaan manusia, melainkan membantu mempermudah pekerjaan tersebut. Dari mulai mengotomatisasi tugas-tugas yang membosankan karena dilakukan secara terus-menerus dan berulang hingga menganalisis data dan menginterpretasikannya. Namun, yang paling penting adalah bagaimana kita sebagai manusia memiliki logika berpikir yang dapat dikolaborasikan dengan kecerdasan analitis dari AI. Sinergi ini memungkinkan pekerjaan kita terbantu dengan lebih efektif dan efisien, serta kita dapat membuat keputusan yang lebih informatif dan strategis.

Memahami AI: Sebuah Keharusan

Agar tidak tersingkir oleh AI, kita harus memahami penggunaannya dengan baik. Ini bukan soal menjadi ahli AI dalam semalam, tetapi memahami penerapannya di bidang pekerjaan kita masing-masing. Misalnya, sebagai seorang public relations, kita tidak perlu tahu cara membangun sistem AI, tetapi harus memahami bagaimana AI dapat membantu meningkatkan engagement pelanggan atau memahami tren pasar dengan lebih baik. Memahami penggunaan AI memastikan kita dapat bersaing di dunia kerja yang menjadikan keterampilan pemahaman AI sebagai salah satu syaratnya.

AI sebagai Partner, Bukan Kompetitor

Lihatlah AI sebagai partner, bukan kompetitor. Dalam banyak bidang pekerjaan, AI dapat membantu kita mempermudah pekerjaan kita, bahkan pekerjaan terberat sekalipun. Contohnya, AI dapat memberikan insight atau kick-start mengenai apa yang harus kita lakukan. Dengan adanya AI, kita dapat lebih fokus pada tugas-tugas pekerjaan yang bersifat kreatif dan strategis, yang tidak bisa dilakukan oleh AI. Misalnya, dalam layanan pelanggan, AI dapat membantu sebagai frontliner dalam menangani permasalahan pelanggan yang sederhana, sehingga kita dapat berfokus pada permasalahan pelanggan yang lebih kompleks.

Bersiaplah Menghadapi Perubahan Menuju Era AI

Apapun profesi yang akan kita jalani nantinya, memahami penggunaan AI adalah suatu keharusan. Kita dituntut bukan hanya untuk dapat menerapkan teknologi AI, tetapi juga harus terus belajar dan beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Kita perlu membekali diri dengan pengetahuan terkait AI melalui pelatihan atau workshop sebagai salah satu bentuk investasi pada diri sendiri. Dengan begitu, kita dapat memastikan diri mampu bersaing di era AI.

Ungkapan “AI tidak akan menggantikan pekerjaan kita, tetapi seseorang yang memahami AI akan menggantikan kita” bukanlah sebuah ancaman, melainkan seruan untuk bertindak. Ungkapan tersebut mengajak kita untuk beradaptasi dan memahami potensi AI. Sebagai seorang profesional, pilihan ada di tangan kita: melihat AI sebagai sebuah ancaman atau kesempatan? Ingatlah, bukan AI itu sendiri yang memulai perubahan, melainkan orang-orang yang menggunakannya.

Sponsored links
Artikel Lainnya: