Vox Populi, Vox Dei: Makna, Sejarah, dan Relevansinya dalam Komunikasi Politik di Indonesia

Vox Populi, Vox Dei: Makna, Sejarah, dan Relevansinya dalam Komunikasi Politik di Indonesia
Sponsored links

Pengertian dan Makna “Vox Populi, Vox Dei”

“Vox populi, vox Dei” adalah ungkapan Latin yang berarti “suara rakyat adalah suara Tuhan.” Ungkapan ini sering digunakan untuk menggambarkan ide bahwa kehendak mayoritas rakyat mencerminkan kehendak ilahi atau memiliki kekuatan moral yang harus dihormati oleh penguasa. Frasa ini menjadi simbol penting dalam menggambarkan kekuatan aspirasi publik dalam mempengaruhi kebijakan dan keputusan politik. Pengaruh besar frasa ini menempatkan kehendak mayoritas rakyat sebagai elemen kunci dalam pengambilan keputusan politik dan sosial, yang kemudian membentuk pandangan baru tentang kehidupan bersama dalam konteks berbangsa dan bernegara.

Di tengah situasi bangsa Indonesia saat ini, yang sedang mengalami krisis kepercayaan terhadap pemerintah, ungkapan ini kembali relevan. Perilaku para pejabat negara yang dirasa tidak lagi mewakili suara rakyat, menggambarkan betapa pentingnya suara rakyat untuk tetap menjadi landasan utama dalam pengambilan keputusan politik.

Sponsored links

Asal Usul dan Konteks Sejarah

Ungkapan “Vox Populi, Vox Dei” pertama kali muncul dalam konteks pemerintahan Raja Louis XVI di Prancis, yang terkenal karena kehausannya akan kekuasaan. Pada masa itu, rakyat diperlakukan seperti budak yang jeritannya tidak pernah didengar oleh penguasa. Pajak yang tinggi dibebankan kepada rakyat tanpa memperhatikan kesejahteraan mereka. Dalam situasi yang penuh ketidakadilan ini, muncul seorang filsuf, Jean-Jacques Rousseau, yang memperkenalkan gagasan tentang hak-hak rakyat dalam bukunya Du Contrat Social.

Rousseau mengajukan konsep “Vox Populi, Vox Dei” sebagai manifestasi dari kehendak umum yang mengutamakan kebebasan dan kesetaraan manusia. Menurut Rousseau, setiap manusia dilahirkan bebas dan memiliki hak yang sama, tanpa melihat status sosial atau atribut lain. Dalam konteks kehidupan komunal, aturan diperlukan untuk memastikan bahwa hak setiap individu dihormati. Jika aturan ini gagal ditegakkan, maka hukum rimba akan berlaku dan kekacauan akan terjadi. Konsep ini menekankan bahwa pemerintahan yang sah harus didasarkan pada kehendak rakyat, karena suara rakyat dianggap sebagai representasi dari kebaikan bersama dan keadilan yang universal.

Relevansi dalam Konteks Indonesia

Kondisi sosial di Indonesia saat ini menunjukkan kemiripan dengan situasi yang melahirkan gagasan “Vox Populi, Vox Dei”. Krisis kepercayaan terhadap pemerintah dan praktik politik yang penuh dengan janji-janji kosong dan korupsi, membuat suara rakyat menjadi semakin penting. Aksi-aksi massa yang terjadi baru-baru ini menandakan bahwa rakyat tidak lagi merasa diwakili oleh para wakilnya di pemerintahan. Pada titik ini, suara rakyat diperlukan untuk menunjukkan pengaruh besar yang dapat membangun gerakan massa.

Komunikasi Politik dan Implikasinya terhadap Suara Rakyat

Dalam sistem demokrasi seperti di Indonesia, opini publik menjadi bagian penting dari proses politik. Isu-isu yang hangat diperbincangkan dalam opini publik seharusnya mendapat perhatian serius dari para wakil rakyat. Machiavelli pernah menegaskan pentingnya memahami opini publik sebagai dasar untuk mengetahui situasi negara.

Peran media dalam membentuk opini publik juga sangat krusial. Media tidak hanya menyebarkan isu-isu hangat tetapi juga ikut membentuk opini publik itu sendiri. Dalam konteks komunikasi politik di Indonesia, media menjadi pilar penting. Asep Setiawan dalam bukunya Komunikasi Politik mengungkapkan empat fungsi media dalam komunikasi politik: fungsi informasi, partisipasi, sosialisasi dan pendidikan politik, serta politisasi. Media massa, dengan fungsi-fungsi tersebut, berperan penting dalam menjaga kualitas politik dan partisipasi aktif warga negara.

Namun, ada tantangan yang muncul ketika media-media besar dimiliki oleh elit politik. Hal ini seringkali membatasi kebebasan media untuk menyuarakan opini publik secara objektif. Oleh karena itu, media alternatif dan media sosial menjadi penting sebagai saluran untuk menyampaikan suara rakyat yang bebas dari intervensi politik.

Pentingnya Komunikasi Politik yang Sehat

Sulit membayangkan bahwa masih banyak buzzer politik yang mencoba memecah opini publik dengan tujuan menghambat proses politik yang sehat. Ini adalah bagian dari permainan politik elit yang tidak beretika, yang hanya mementingkan keuntungan pribadi. Untuk melawannya, kita harus membangun narasi politik yang lebih besar, yang mempertahankan etika dan martabat dalam politik.

Komunikasi politik yang sehat adalah kunci untuk membangun publik yang sadar dan aktif dalam proses politik. Dalam era digital, kita dapat membangun narasi bersama melalui media, menciptakan gelombang massa tanpa harus bertemu secara fisik. Dengan demikian, suara rakyat tetap menjadi suara Tuhan, dan suara netizen pun dapat menjadi suara Tuhan dalam konteks modern.

Penutup

Komunikasi yang efektif adalah kunci keberhasilan dalam membangun gerakan massa. Di era digital ini, kita tidak perlu berkumpul secara fisik untuk menyuarakan aspirasi yang sama. Cukup dengan membangun narasi bersama melalui media, kita dapat melawan propaganda dan membangun politik yang etis dan bermartabat. Pertanyaan reflektif bagi kita semua adalah: sejauh mana perjuangan ini akan berbuah? Dan sanggupkah kita tetap teguh dengan prinsip ini? Pada akhirnya, suara rakyat tetaplah suara Tuhan, dan di era digital ini, suara netizen juga bisa menjadi suara Tuhan.

FAQ

1. Apa arti dan makna dari “Vox Populi, Vox Dei”?

Ungkapan Latin “Vox Populi, Vox Dei” berarti “suara rakyat adalah suara Tuhan,” yang menunjukkan bahwa kehendak mayoritas rakyat dianggap sebagai kehendak ilahi atau memiliki kekuatan moral yang harus dihormati dalam pengambilan keputusan politik.

2. Siapa yang pertama kali memperkenalkan konsep “Vox Populi, Vox Dei”?

Konsep ini diperkenalkan oleh filsuf Jean-Jacques Rousseau dalam bukunya Du Contrat Social, di mana dia menekankan pentingnya kehendak umum dalam membentuk pemerintahan yang adil dan sah.

3. Mengapa konsep “Vox Populi, Vox Dei” masih relevan dalam politik modern?

Konsep ini tetap relevan dalam politik modern karena menekankan pentingnya suara rakyat dalam demokrasi, terutama di tengah krisis kepercayaan terhadap pemerintah dan kebutuhan untuk memastikan bahwa kebijakan publik mencerminkan kehendak mayoritas.

4. Bagaimana peran media dalam membentuk opini publik?

Media memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi, membentuk opini publik, dan memengaruhi persepsi masyarakat terhadap isu-isu politik. Dalam demokrasi, media berfungsi sebagai penghubung antara rakyat dan pemerintah, serta sebagai alat kontrol sosial.

5. Apa dampak buzzer politik terhadap komunikasi politik yang sehat?

Buzzer politik dapat merusak komunikasi politik yang sehat dengan menyebarkan propaganda atau informasi yang salah, yang dapat memecah opini publik dan mengganggu proses politik yang transparan dan etis.

Daftar Pustaka

Setiawan, Asep (2018). Komunikasi Politik. Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jakarta.

Sponsored links
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNY

Sejak lama menyukai sastra terutama menulis cerpen dan juga sangat sensitif terhadap isu sosial politik.

Artikel Lainnya: